Minggu, 07 Januari 2018

STUDIUM GENERAL: Semester Baru, Terobosan Baru dan Semangat Baru

  

Sabtu, 2 Januari 2018 merupakan awal pelaksanaan semester genap TP 2017/2018 di MA An Najiyyah Lengkong Sukorejo Ponorogo. Diawali dengan kegiatan Studium General Pembukaan Semester Genap TP 2017/2018 dengan dihadiri narasumber Ust. Wahyu Hanafi Putra, M.Pd.I Dosen sekaligus Kaprodi PBA Insuri Ponorogo mengambil tema "Integrasi Pesantren dan Madrasah Formal dalam Membina Prestasi, Karier dan Akhlaq Santri Menuju Muslim Ideal". 

Kegiatan ini bertujuan untuk membuka cakrawala berfikir baru bagi peserta didik MA An Najiyyah sekaligus memberikan nuansa baru serta semangat baru dalam menghadapi KBM di Semester yg akan berjalan. Kegiatan semacam ini akan menjadi agenda rutin tiap awal semester dengan menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi/praktisi, trainer, motivator dan sejenisnya.


Pembukaan Studium General tepat dilaksanakan pkl. 08.00 wib dengan MC santri kls XI bernama Saudah dan dilanjutkan pembacaan ayat suci al-Qur'an oleh Angge Satrio (kls XI). Sebuah pendidikan mental bagi santri untuk memiliki kompetensi berbicara di depan umum. Dilanjutkan dengan sambutan dr Bpk. Roni Harsoyo, M.Pd (Kepala MA) yang menekankan tentang orientasi kegiatan Studium General ini serta menyampaikan beberapa kebijakan2 baru yg diterapkan di MA An Najiyyah. Kebijakan tersebut antara lain: 1) Syarat pengambilan Ijazah harus menyerahkan Raport Madin minimal 6 semester berturut-turut; 2) Restrukturisasi Osmaniyah menjadi OSIM di tingkat MA; dan 3) Mewajibkan guru menulis artikel 1 minggu sekali dan santri 2 minggu sekali.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Gus Abdurrahman Syah Mudlik Hamdani, di mana beliau memberikan apresiasi yg setinggi-tingginya terhadap kegiatan ini dan berharap akan terus berlanjut ke depannya. Beliau juga menambahkan bahwa santri harus mampu menguasai Bahasa Arab, "lughatul 'arabiyyah lughatul jannah" tuturnya. Anak zamn now itu "gilo" (baca: jijik) dengan bahasa demikian, berkata "Allahu Akbar" sudah dianggap teroris. Untuk itu, santri MA wajib menguasai bahasa Arab sekaligus memiliki akhlaq yg baik yg mungkin tidak diajarkan oleh lembaga lain, pungkas beliau.


Akhirnya, walaupun sederhana kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yg signifikan dalam rangka memupuk motivasi santri untuk lebih ber-ghirah dalam thalabul 'ilmi serta membina prestasi, karier dan akhlaq al-karimah menuju muslim yg diidam-idamkan.
Ma'an Najah....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar